Friday, March 03, 2006

Kerlip Istana Bintang

Membaca sambil berpetualang,
tertawa, dan merenung...
Santai tapi serius

Istana Bintang
tinggi memesona
di antara galaksi
Kadang terang
kadang redup
bak kehidupan
Terbanglah…
ke Istana Bintang!
Bagikan inti
terang sinarnya
ke seluruh bumi…


Judul : Kerlip Istana Bintang
Penulis : Mei Rose
Penerbit : Grasindo
Tebal : vii + 199 hlm
Cetakan Pertama : Februari 2006
Cetakan Kedua : Juli 2006

Komentar-komentar sampul belakang:

Buku yang unik, lucu, dan asyik dibaca semua orang.
Selain sebagai hiburan dan pembelajaran hidup,
juga bagus disimak oleh mereka yang bercita-cita
maupun berkecimpung sebagai seorang presenter.
- Magdalena Daluas, reporter TVRI -

Dalam bahasa yang renyah dan populer, penulis berhasil
menggambarkan kehidupan dan profesi seorang anchor.
Menarik... karena penulis mengajak untuk melihat jauh,
menerobos senyum dari muka ber-make up dan kostum perlente.
Di mana, di balik keglamoran, mereka juga dihadapkan pada
persoalan hidup dan usaha keras untuk meraih semua itu...
- Meutya Hafid, reporter Metro TV -

Novel ini memukau karena pengarangnya mampu meramu
cerita dalam suatu adonan yang bernas: gurauan lucu,
kisah cinta, pengkhianatan, perjalanan karier, situasi politik,
kepongahan, dan egoisme, sampai pada perjuangan, dan
perenungan hakikat kehidupan.
Bahasanya mengalir lincah dan terasa akrab....
- Wayan Sunarta, penyair dan cerpenis Bali -


4 Comments:

At 7:39 AM, Blogger Mei Rose said...

APA YANG AKAN KAU LAKUKAN:
Bila Warna-Warni, kedua adik kembarmu membutuhkan biaya kuliah
sementara ibumu sakit-sakitan?
Bila Tessa, sahabatmu dikhianati dan diperalat oleh suaminya?
Bila Helga, sahabatmu yang lain selalu tertarik pada pria beristri?
Bila Tessa dan Helga, kedua sahabat baikmu itu tak mengetahui
jika mereka sedang memperebutkan pria yang sama?
Bila hubunganmu dengan Island, sang pacar terhalangi oleh
rasa gengsi, ego, dan keterbatasan waktu?
Bila kau terkatung-katung sendiri di lautan dan maut mengintai?
Bila kau sendiri Zamara, ingin meraih cita-cita setinggi bintang?

Temukan jawabannya di KERLIP ISTANA BINTANG.

Sebuah novel fiksi yang dibumbui peristiwa-peristiwa nyata sejarah bangsa ini. Berkisah tentang kehidupan Zamara, seorang reporter berita di dalam meraih cita. Di tengah kesibukannya, Zamara yang periang ini masih peduli dengan keadaan keluarganya yang serba kekurangan, ataupun teman-temannya yang butuh pendampingan. Gadis ini selalu berupaya mencari pemecahan dari
tiap permasalahan yang menghadang, bukannya lari menghindar. Sebuah kisah wanita yang berusaha untuk terus optimis dalam mengarungi lautan kehidupan
yang kerap beriak dan bergelombang. Sambil terus belajar dan merenungi tentang apa hakikat dari kehidupan ini sebenarnya.

 
At 7:46 AM, Blogger Mei Rose said...

1. Ulasan H. Tanzil:

Novel ini mengisahkan lika-liku kehidupan Zamara, seorang gadis
yang meniti karier sebagai seorang presenter andal disebuah stasiun TV swasta terkenal. Bermula dari pekerjaannya sebagai seorang penyiar radio Zamara adalah sosok pekerja keras yang mengisi hari-hari diluar jam
siarannya untuk mencari tambahan penghasilan untuk membantu ibunya.

Secara kebetulan Zamara yang sedang bekerja sebagai SPG di sebuah pameran mobil, bertemu dengan Adam, seorang presenter disebuah stasiun TV terkenal.
Tertarik oleh gaya Zamara dalam melakukan promosi sebuah mobil, Adam menyarankannya untuk melamar di stasiun TV tempatnya berkerja. Zamara akhirnya diterima sebagai seorang presenter sekaligus reporter lapangan.
Kehidupan seorang presenter yang nampaknya glamour tak merubah kepribadian Zamara. Ia tetap menjalani kehidupannya seperti biasa, ia tetap berkawan dengan teman-teman lamanya, bahkan Zamara menjadi sosok yang membuat
teman-temannya terhibur ketika mereka diperhadapkan dalam masalah cinta dengan pasangannya masing-masing.

Perlahan tapi pasti Zamara menjadi seorang presenter berita dan reporter yang handal, hal ini mengantarnya untuk meliput berbagai peristiwa demonstrasi mahasiswa pada bulan Mei 1998. Kegigihannya dan keberaniannya
dalam mencari sumber berita dilakoninya tanpa rasa takut, hampir saja dirinya terseret dalam amuk massa disaat situasi chaos kota Jakarta mencapai
puncaknya. Keberaniannya ini pulalah yang mengantarnya untuk meliput situasi perpindahan kekuasaan di Istana Negara. Zamara semakin terkenal,
kepopulerannya mencapai puncaknya ketika dirinya dianugerahi sebuah award untuk presenterwanita terbaik pilihan permirsa TV.

Dengan semakin terkenalnya Zamara, kesibukan semakin menuntutnya untuk selalu mencurahkan seluruh waktunya untuk pekerjaannya. Kehidupan pribadinya mulai tersingkirkan, hubungan dengan Island, kekasihnya menjadi terganggu,
pertengkaran dengan Island tak terhindarkan, Zamara mencoba lari dari kenyataan, suatu tragedi di laut akibat emosinya yang labil harus dihadapi sebagai tebusannya. Namun hal ini nantinya akan membawa Zamara pada suatu perenungan akan apa yang sesungguhnya sedang dicarinya.

Sisi menarik dari novel ini adalah pengungkapan sisi-sisi menarik kehidupan seorang presenter TV yang dalam novel ini diwakilkan kedalam tokoh Zamara.
Sebuah dunia yang tampaknya serba glamour ini akan diungkap dalam kehidupan Zamara. Melalui tokoh Zamara pembaca novel ini akan mengetahui kehidupan seorang presenter terkenal tidaklah seglamour yang dibayangkan, kalau selama ini kita hanya mengenal seorang presenter dengan pakaian yang rapih, rias wajah yang segar, semua tampak serba mudah dan glamour, namun dibalik itu
lewat tokoh Zamara kita akan melihat bagaimana kehidupan dan kerja keras yang terkadang tak mengenal waktu dan bahaya yang harus dilakukan seorang presenter guna menyajikan laporan yang terbaik untuk sebuah tayangan
informasi.

Novel ini juga menyajikan penggalan peristiwa sejarah Tragedi Mei 1998 dimana tokoh Zamara dikisahkan terlibat secara langsung didalamnya. Seperti
dituturkan Mei Rose dalam emailnya pada saya, beberapa kejadian yang dialami oleh Zamara adalah peristiwa yang sesungguhnya yang dialami oleh beberapa reporter terkenal dalam meliput peristiwa Tragedi Mei 1998, dan peristiwa liputan pergantian kekuasaan di Istana Negara pada tgl 21 Mei 1998. Dengan demikian bisa dikatakan novel ini mencoba merekam peristiwa sejarah bangsa dan pengalaman pribadi beberapa reporter TV terkenal dalam meliput sebuah peristiwa bersejarah.

Beberapa pesan-pesan mengenai ketekunan terhadap profesi, makna cinta, pengkhianatan, persahabatan, egoisme, dan penemuan arti kehidupan bagi
seseorang yang berada dalam puncak kesuksesan akan kita temui dalam buku ini. Namun tak berarti novel ini terkesan menggurui, kesemuanya itu terangkai dalam sebuah kisah yang renyah, kalimat-kalimatnya mengalir lincah dan enak dibaca. Di novel ini terungkap juga tips-tips menarik bagaimana menjadi seorang presenter yang baik yang mungkin bermanfaat bagi pembacanya,
karena tips-tips tersebut juga bermanfaat bagi pengembangan kepribadian para pembacanya, apapun profesinya.

***

2. Ulasan Rini Nurul B:

Category: Books
Genre: Literature & Fiction
Author: Mei Rose

Kerlip Istana Bintang (KIB)

Judul novel ini memberi kesan bahwa kisahnya berbau dongeng atau sedikit fantasi, apalagi ditambah gambar sampulnya berupa istana dan taburan bintang
di sana-sini. Memang sangat cantik jadinya, eye-catching pula.
Novel yang bersahabat dengan ukuran fontnya yang nyaman dipandang mata ini, kata pengantarnya (Biar Hatiku Bicara, hal. vi) puitis sekali, membuat hati melambung ke awan-awan. Toh, bahasanya yang tidak terlalu formal dan tidak terlalu gaul justru menjadikan humor-humornya pas lagi proporsional.

KIB adalah kisah seorang wanita bernama Zamara. Mungkin sekitar seperempat abad ke atas usianya, mengingat teman-teman sebayanya telah gelisah mencari pasangan hidup dan bahkan ada yang sudah akan menjanda. Awalnya Zamara
mengikuti casting presenter televisi karena dirinya menjadi tulang punggung keluarga namun lambat-laun ia jatuh cinta pada dunia barunya ini.

Saya tidak tahu bagaimana Mei Rose melakukan riset tentang dunia pemberitaan televisi, namun nafasnya sangat kental dengan pertelevisian Indonesia. Riset
yang variatif dan cukup mendalam terlihat pada bagian yang menceritakan hobi diving Zamara. Juga petualangan Zamara ketika harus terkatung-katung di laut
akibat terseret derasnya arus.

Awalnya, kisah cinta Zamara dan pacarnya Island berjalan mulus namun Mei Rose menghentakkannya dengan protes Island pada kesibukan kekasihnya bekerja.
Profesionalisme dan kegigihan Zamara membangun karir mengingatkan saya pada
tokoh Makoto Takamia dalam drama seri Jepang Beauty or the Beast yang baru tamat dua hari yang lalu. Kekeraskepalaannya menyerupai tokoh Leslie Stewart, pemilik jaringan bisnis media dalam novel Rencana Paling empurna
karya Sidney Sheldon. Bedanya, Zamara tidak sebengis Leslie yang memang menyimpan dendam pribadi.

Keberanian dan kecerdasan Zamara, yang pantang mundur saat Jakarta
menggelegak bulan Mei 1998 , mengingatkan saya pada tokoh Dana Evans, reporter dalam novel Sidney Sheldon yang berjudul Langit Runtuh (sekuel Rencana Paling Sempurna).
Kesederhanaan hidupnya yang ditunjukkan dengan tetap tinggal di gang sempit kendati sudah sering muncul di TV juga mengingatkan saya pada profil dan
wawancara Sandrina Malakiano beberapa tahun silam. Mei Rose memang jeli. Ia menggabungkan beberapa karakter praktisi pemberitaan dalam diri Zamara, yang masih dibumbui kejenakaan yaitu sikapnya yang memanfaatkan segala situasi untuk mempromosikan bisnis kue bahkan saat meliput di lapangan.

Ketika Island dan Zamara berseteru, saya sempat berharap mereka putus hubungan. Berharap Island menjalin kasih dengan wanita lain yang dikenalnya
di sebuah toko buku. Sementara Zamara yang panas hati dan terlanjur merasa digosipkan itu benar-benar berpacaran dengan seniornya, Adam. Tapi ternyata
itu tidak terjadi. Toh, Mei Rose sudah memperlihatkan sisi gelap karakter presenter ini dengan keegoisannya yang berlebih, tapi ia memilih untuk tidak mengkhianati kata hati terdalam Zamara yang masih mencintai Island. Inilah hak istimewa seorang penulis

Dengan mitos masa kanak-kanak tentang istana kue, permen, dan es kirim, yang berada di antara bintang-bintang sana...
Mei Rose mengakhiri KIB dengan
sangat manis....

 
At 6:14 AM, Blogger Admin Blog said...

kata ayah celitanya bagus loh tante. makacih dah kasih tanda tangan waktu belkunjung ke Cemalang.

 
At 6:35 PM, Blogger Unknown said...

Tante, boleh gk minta biografi lengkap untuk tugas resensi novel?

 

Post a Comment

<< Home